Bilangan waktu terus berputar
Detik, menit, jam bergulir dalam hari
Berjalan meniti seiring deru napas
Detup jantungpun beradu
Seperti langkah kuda di padang pasir
Waktu..
Apa aku hanya menunggu
Masa...
Apa kita senantiasa besama
Jiwa..
Apa yg kau rasakan sekarang
Letih...
Kenapa harus kau ada disini
Tanya dan jawabpun beradu
Dalam satu ruang yg berdebu
Tatkala bisu merayap dalam kalbu
Menyeruak dalam diam yg tak tentu
Mengapa aku disini
Hanya diamkah ditepi
Coba sadarkan diri
Jangan terhanyut dalam keadaan ini
Waktu tak pernah akan peduli
Jauh meninggalkan hari demi hari
Terbuang sia dalam jeruji
________________
________________________
Aku juga anakmu
Ibu...
Apa yang kau rasa kini
Seperti apa keadaanmu
Sudahkah kau kembali menegakkan wajahmu
Tersenyum indah pada anakmu
Ibu...
Durhaka kah aku
Jika ku tak selalu perhatikanmu
Apa yg mereka buat untukmu
Masihkah mereka menelanjangimu
Tapi dimana rasa malu itu
Hilangkah???
Ataukah hilang seiring keserakahan
Pernah kau ajarkan itu?
Tidak ibu...
Tidak pernah.. ibu
Ibu..
Apa aku hanya menangis
Meratapi ketidakadilan yg merenggutmu
Anak kecil itu juga anakmu
Aku juga anakmu
Durhaka kah aku?
Ibu..
Mengapa kau menangis
Merendam negriku
Begitu juga rumahku
Tergenang air matamu
Ibu.. salahkah aku
Hingga kaburkan dari pandanganku
Tertutup oleh asap kematian hutanmu
comments
2 Responses to "Al-Waktu kasyaif"9:40 PM
comment utk puisi : buat yg tersiakan.
hmm..... i think i kmow what u mean!!! ^_^
5:35 PM
Puisi-puisi sampean indah mas, salam kenal ya.
Speak Your Mind
Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!