Tuesday, November 24, 2009

0 PROSES KEMIRIPAN SEORANG ANAK TERAHADAP AYAH ATAU IBUNYA

PROSES KEMIRIPAN SEORANG ANAK TERAHADAP AYAH ATAU IBUNYA

Imam Muslim r.a berkata (hal. 251 sesuai urutan yang disusun oleh MuHammâd Fuad):
Diriwayatkan dari Ibrahim ibn Musa al-Râzi, Sahal ibn Ustman dan Abu Kuraib. Dengan konteks yang diriwayatkan oleh Abu Kuraib, dari ayahnya, dari Mush'ab ibn Syaibah, dari Masâfi' ibn Abdullah, dari Urwah ibn Zubair, dari Aisyah ra, Beliau menceritakan seorang wanita yang bertanya kepada Rasulullah s.a.w: "apakah wanita diwajibkan mandi apabila dia bermimpi (bersetubuh) dan kemudian –setelah bangun- wanita tersebut melihat air maninya telah keluar?
Rasullah s.a.w menjawab: "benar.. ia juga harus mandi". Mendengar pertanyaan tersebut Aisyah r.a berkata kepada wanita itu: "taribat yadâki". Maka Rasulullah s.a.w berkata kepada Aisyah r.a: "Biarkan saja dia bertanya hal tersebut, tidaklah kemiripan seorang anak kepada salah satu dari kedua orang tuanya, melainnya datangnya dari air mani tersebut. apabila mani perempuan lebih unggul dari mani laki-laki, maka anak yang lahir akan lebih mirip dengan bibi-bibinya (saudara-saudara ibu). Dan apabila mani laki-laki yang lebih unggul dari mani perempuan. Maka anak tersebut akan mirip dengan paman-pamannya (saudara-saudara dari pihak orang tua laki-laki)[4]( Hadits Shahih li ghairih)

Imam Muslim r.r berkata ( hadits no. 315 ):
Diriwayatkan dari Hasan ibn Ali al-Hilwâni, dari Abu Taubah (Rabi' ibn Nâfi'), dari Mu'âwiyah (Ibnu Salâm) dari Zaid (saudara Mu'âwiyah), bahwa Abu Salâm berkata: diriwayatkan dari Abu Asmâ' ar-Rahbi, bahwanya Tsaubân –budak Rasulullah s.a.w- bercerita kepada beliau; suatu hari ketika Tsaubân berdiri disamping Rasulullah s.a.w, tiba-tiba datang seorang pendeta yahuhdi. Ia berkata: assalâmu alaika wahai MuHammâd! Maka dengan keras akupun mendorong pendeta tersebut, sehingga ia hampir tersungkur. Lalu pendeta itu berkata: kenapa kamu mendorongku? Aku menjawab: kamu tidak menyebut Beliau dengan panggilan Rasulullah! Pendeta itu berkata: kami hanya memanggilnya dengan nama yang diberikan oleh keluarganya". Maka Rasulullah s.a.w pun berkata: "Sesungguhnya namaku adalah MuHammâd, sebagaimana pemberian keluargaku". Lalu pendeta itu berkata: aku datang untuk bertanya kepadamu". Rasulullah berkata: "apakah ada manfa'atnya, jika aku berbicara dengan kamu". Pendeta menjawab: aku akan mendengarkannya dengan kedua telingaku". Sambil memukul-mukulkan tongkat –kecil- yang bersamanya, Rasulullah s.a.w berkata: "silakan kamu bertanya". Maka pendeta itu pun bertanya: dimanakah manusia berada ketika langit dan bumi telah digantikan Allah s.w.t dengan yang lainnya. Rasulullah s.a.w menjawab: "mereka berada dalam kegelapan dibawah (dikaki) sebuah jembatan". Pendeta berkata: siapakah orang pertama yang melewati jembatan tersebut?". Rasulullah menjawab: "Orang-orang fakir dari kaum Muhajirin". Pendeta berkata: "apa yang dibanggakan mereka (Sesuatu yang bernilai) ketika memasuki surga?. Rasulullah s.a.w menjawab: "mereka makan dari hati ikan nun". Pendeta berkata: lalu apa makanan mereka? Rasulullah s.a.w menjawab: disembelihkan untuk mereka banteng-banteng surga yang tumbuh dari makanan surga". Pendeta bertanya: "dan apa minuman mereka?". Rasulullah s.a.w menjawab: "mereka minum dari sumber mata air yang bernama Salsabil". Pendeta itu berkata: "Benar yang kamu ucapkan".

Kemudian pendeta tersebut berkata lagi: aku datang untuk menanyakan kepada mu suatu hal yang tidak diketahui oleh siapapun yang ada dimuka bumi ini, kecuali seorang nabi atau satu dan dua orang saja yang mengetahui jawabannya. Rasulullah s.a.w berkata: "apakah ada manfaatnya bagimu, jika aku mengatakannya?". Pendeta berkata: saya akan medengarkannya dengan kedua telingaku". Pendeta bekata: aku datang untuk menanyakan tentang proses kehiran seorang anak. Rasulullah s.a.w berkata: "air mani laki-laki warnanya putih, dan air mani wanita warnanya kuning, apabila kedua benih tersebut bertemu, kemudian benih laki-laki lebih unggul dari benih wanita, maka anak yang akan lahir –dengan izin Allah- adalah laki-laki. Akan tetapi apabila air mani wanita yang lebih unggul daripada air mani laki-laki, maka –dengan izin Allah- anak yang akan lahir adalah seorang perempuan"[5]

Pendeta itu bekata: "sungguh benar apa yang engkau katakana, dan sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi".

Kemudian pendeta itu berpaling lalu ia pergi. Maka Rasulullah s.a.w berkata: "sungguh ia telah menanyakan kepadaku tentang persoalan yang aku sama sekali tidak mengetahuinya, sampai akhirnya Allah s.w.t yang memberikan jawabannya".
(Hadits shahih )

Imam Bukhari r.a berkata ( hadits no. 3938 ) :
Diriwayatkan dari Hamîd ibn Umar ibn Bisyr ibn al-Mifdhâl, dari Humaid, dari Anas; bahwasanya Abdullah ibn Salâm mendengar kedatangan Rasulullah s.a.w ke Madinah. Maka iapun mendatangi Beliau dan bertanya tentang beberapa persoalan.

Abdullah ibn Salâm berkata: Aku bertanya kepadamu tentang tiga permasalahan yang hanya diketahui oleh seorang nabi; apakah tanda-tanda pertama datangnya hari kiamat, apakah makanan pertama yang dihidangkan untuk penduduk surga, dan kenapa seorang anak terkadang mirip dengan ayahnya dan terkadang mirip seperti ibunya?". Rasulullah s.a.w berkata: "tadi.. aku baru saja diberitahukan oleh malaikat Jibril tentang tiga pertanyaan yang engkau lontarkan". Ibnu Salâm berkata: "dia adalah malaikat yang menjadi musuh bagi orang-orang yahudi". Lalu Rasulullah s.a.w berkata: "adapun tanda-tanda pertama datangnya hari kiamat, maka ia adalah kemunculan api yang menghalau manusia dari timur kebarat. Sedangkan makanan pertama yang dihidangkan untuk penduduk surga adalah hati ikan paus yang bernama Nun. Dan –pertanyaan ketiga- apabila air mani laki-laki mendahului air mani wanita maka anak tersebut seperti ayahnya (laki-laki). Namun apabila air mani wanita yang lebih dahulu –keluar- dari air mani laki-laki maka anak tersebut seperti ibunya (perempuan)"

Mendengar jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w, Ibnu Salâm berkata: "Aku naik saksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Engkau adalah Rasul-Nya".
Kemudian Ibnu Salâm berkata: Wahai Rasulullah.. sesungguhnya umat yahudi adalah suatu kaum pembohong. Sebelum mereka mengetahui tentang keislamanku , tanyakanlah kepada mereka tentang diriku. Maka -ketika orang-orang yahudi telah datang- Rasulullah s.a.w bertanya kepada mereka: "bagaimanakah pendapat kalian tentang Abdullah ibn Salâm?". Mereka menjawab: "Dia adalah orang terbaik diantara kami… dia adalah anak dari orang terbaik diantara kami… dia adalah orang yang paling afdhal (nomor satu) diantara kami, dan dia juga anak orang yang paling afdhal". Kemudian Rasulullah s.a.w berkata: "bagaimana pendapat kalian jika seandainya Abdullah ibn Salâm masuk agama Islam?". Mereka menjawab: "Semoga Allah menjauhkannya dari kemungkinan tersebut". Rasulullah s.a.w mengulangi lagi pertanyaan tersebut. dan merekapun menjawab dengan perkataan yang sama.

Tiba-tiba keluarlah (menampakan diri) Abdullah ibn Salâm kehadapan mereka, seraya berkata: "Saya naik saksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya MuHammâd adalah utusan Allah". Mendengar ucapan tersebut, orang-orang yahudi yang berada disana serempak berkata: "Abdullah ibn Salâm adalah orang yang paling jahat dan anak orang yang paling jahat diantara kami". Maka Abdullah ibn Salâm berkata: "Inilah yang dulu aku khwatirkan wahai Rasulullah"
(Hadits shahih)

Catatan Kaki

[4] . Dari hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a diatas, jelas bahwa keunggulan salah satu air mani kedua orang tua menjadi factor –dengan izin Allah s.w.t- yang menentukan kemiripan seorang anak yang akan lahir dari hasil persetubuhan antara suami dan istri. Namun dari hadits yang diriwayatkan oleh Tsauban –sebagaimana yang akan disebutkan nanti- menjelaskan bahwa keunggulan salah satu mani kedua orang tua sangat menentukan apakah anak tersebut akan lahir sebagai laki-laki atau perempuan. Maka –dari kedua hadits tersebut- jelas bahwa keunggulan dapat menentukan tentang kemiripan dan kelamin seorang anak saat ia dilahirkan.

Artinya: apabila air mani laki-laki lebih unggul dari mani perempuan, maka anak yang akan lahir adalah laki-laki dan mirip dengan paman-pamannya. Sebaliknya apabila air mani istri yang lebih unggul, maka anak yang akan lahir adalah perempuan dan mirip dengan bibi-biIbnya.

Namun hal ini –sering- terkadang berbeda dengan kenyataan. Sebab terkadang anak yang lahir adalah laki-laki namun ia mirip dengan bibi-bibinya. Dan terkadang ia lahir sebagai wanita, namun lebih mirip dengan paman-pamannya. Oleh sebab itu sebagian ulama mentafsirkan hadits diatas bahwa yang dimaksud bukanlah makna sesungguhnya.

Diantara ulama yang mengambil langkah tersebut adalah al-Hafiz Ibnu Hajar r.a, Beliau berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keunggulan air mani yang disebutkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a adalah air mani yang lebih dahulu keluarnya. Sedangkan keunggulal yang dimaksudkan pada hadits Tsauban tetap pada makna aslinya.

Dalam kitabnya Fathu al-Bârî Ibnu Hajar berkata (7/273): "dengan demikian maka air mani yang lebih dahulu keluar dapat dijadikan tanda apakah bayi yang akan lahir seorang laki-laki atau perempuan. Sedangkan keunggulan mani adalah ciri tentang kemiripan anak tersebut". Dan dengan tafsiran seperti ini maka terkikislah pertanyaan tentang perbedaan yang terkadang terjadi antara dua konteks hadits diatas dengan realita yang ada.

Akan tetapi –menurut hemat saya-: kesimpulan yang benar adalah: air mani yang lebih dahulu keluar adalah ciri tentang kemiripan, sedangkan keunggulannya menjadi tanda apakah anak tersebut laki-laki atau perempuan. Hal ini sebagaimana tafsiran yang dipaparkan oleh Hafis Ibnu Hajar diatas. Jadi hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a adalah hadits yang mengisyaratkan tentang kemiripan seorang anak yang akan dilahirkan"

Kemudian al-Hafiz Ibnu Hajar r.a berkata: "seakan-akan yang dimaksudkan dengan keunggulan air mani yang menjadi factor penyebab kemiripan seorang anak adalah: dengan melihat perbandingan banyak dan sedikitnya kedua macam mani tersebut. Dengan kata lain air mani yang lebih banyak akan mempengaruhi lebih banyak tentang kemiripan tersebut. proses seperti ini terbagi kepada enam alternative:

Pertama: Air mani laki-laki lebih dahulu keluar dengan kadar yang sangat banyak. Maka lahirlah seorang anak laki-laki dan mirip dengan paman-pamanya.
Kedua: Sebaliknya.
Ketiga: Air mani laki-laki lebih dahulu keluar, namun kadarnya lebih sedikit dari air mani wanita. Maka lahirlah seorang anak laki-laki, namum ia mirip dengan bibi-biIbnya.
Keempat: Sebaliknya.
Kelima: Air mani laki-laki lebih dahulu keluar, dengan kadar yang sama dengan air mani wanita. Maka anak yang akan dilahirkan adalah seorang laki-laki, dengan kemiripan yang terbagi dua.
Keenam: Sebaliknya.
Akan tetapi yang harus ditekankan bahwa pada hakekatnya hanya Allah s.w.t jualah yang menentukan semuanya.
[5] . Kontek hadits pada riwayat diatas menurut Imam Bukhari r.a (shahih Bukhari dan syarah Fathu al-Bârî, 6/362) adalah: "apabila wanita menyelimuti laki-laki dan air mani wanita tersebut mendahului air mani laki-laki, maka kemiripan tersebut berada dipihak laki-laki. Dan apabila air mani laki-laki yang mendahului air mani perempuan, maka kemiripan tersebut berada dipihak wanita".

Artikel Terkait:

your ad here

comments

0 Responses to "PROSES KEMIRIPAN SEORANG ANAK TERAHADAP AYAH ATAU IBUNYA"

Speak Your Mind

Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!

eNews & Updates

Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!

Daftar Isi

Loading...