Monday, July 05, 2010

0 APA YANG HARUS DILAKUKAN WANITA, APABILA TERUS-MENERUS MENGELUARKAN DARAH MELEBIHI DARI MASA KEBISAAN HAIDNYA?


Sebagai contoh; seorang wanita yang kebiasaan masa haidnya enam hari pada setiap bulan. Ternyata tiba-tiba masa haid yang baru datang melebihi dari enam hari, misalnya menjadi tujuh, atau delapan, atau sepuluh hari. Lalu apa yang harus ia lakukan?

Kesimpulan jawabannya: wanita tersebut harus memperhatikan kepada darah yang keluar diluar pada masa kebiasaan, yakni –dengan berdasarkan misal diatas- pada hari ketujuh dan seterusnya. Jika darah tersebut adalah darah haid, maka ia diwajibkan meninggalkan shalat dan puasa. Sebab –sebagaimana yang telah lalu- tidak ada batas minimal maupun maksimal untuk masa haid.

adapun apabila darah keluar diluar masa kebiasaan haid tersebut, warna, bau serta tabi'atnya berbeda dengan darah haid yang keluar diwaktu kebiasaannya –tentunya wanita lebih mengetahui tentang masalah pribadinya dari pada orang lain-, maka ia wajib mandi –kerena masa haidnya telah selesai- kemudian melaksanakan shalat. Inilah pendapat yang menurut saya lebih kuat. Wallahu a'lam.

Dibawah ini sebagian pendapat ulama tentang masalah ini.

Imam ad-Dârimî r.a berkata (Sunan ad-Dârimî 1/202) :
Diriwayatkan dari Muhammad ibn Isa, dari Mu'tamir, dari ayahnya, ia berkata: aku telah berkata kepada Qatâdah: seorang perempuan yang masa –kebiasaan- haidnya telah diketahui. Tiba-tiba –setelah itu- masa haidnya bertambah dari kebiasaannya, misalnya bertambah selama lima, atau empat atau tiga hari. Qatâdah r.a berkata: wanita tersebut telah diwajibkan shalat. Aku berkata: bagaimana kalau lebihnya hanya dua hari? Beliau menjawab: itu termasuk dari masa haidnya.[1]

Dan aku juga menanyakannya kepada Ibnu Sîrîn r.a. Beliau berkata: Wanita lebih tahu tentang hal itu.
(Shahih sampai kepada Qatâdah dan Ibnu Sîrîn)

Imam ad-Dârimî r.a juga berkata:
Diriwayatkan dari Muhammad ibn Isa, dari Ibnu 'Aliyyah, dari Khalid, dari Anas ibn Sîrîn r.a, ia berkata: salah satu anggota keluarga Anas telah mengeluarkan darah istihâdhah. Maka mereka menyuruh aku menanyakan hukumnya kepada Ibnu Abbas r.a. setelah aku menanyakan hal tersebut kepada Ibnu Abbas r.a, beliau berkata: apabila wanita tersebut melihat darah peranakan/rahim, maka hendaklah ia jangan shalat dulu, namun apabila ia melihat suci (tidak keluar darah atau warna, bau dan tabiatnya telah berubah) sekalipun sesaat, maka hendaklah mandi kemudian shalat.
(Shahih sampai kepada Ibnu Abbas r.a)

Diriwayatkan dari an-Nu'mân, dari Abu an-Nu'mân, dari Yazîd ibn Zarî', dari Khalid, dari Anas ibn Sîrîn r.a, ia berkata: Ummu walad (budak perempuan yang melahirkan anak dari hasil hubungannya dengan tuannya) Anas ibn Mâlik mengeluarkan darah istrihâdhah. Maka orang-orang menyuruhku meminta fatwa kepada Ibnu Abbas r.a. Dan setelah aku menanyakannya, Beliau menjawab: apabila wanita tersebut melihat darah peranakan/rahim, maka hendaklah ia tidak shalat. namun jika ia melihat suci, maka hendaklah mandi, lalu melaksanakan shalat.
(Shahih kepada Ibnu Abbas r.a)

* Syaikh Muhammad ibn 'Utsaimin r.a pernah ditanya: apabila kebiasaan bulanan perempuan (masa haidnya) hanya delapan hari, atau tujuh hari, kemudian pernah terjadi–sekali, atau dua kali- darah tersebut masih keluar dihari kesembilan atau kedelapan. Maka apakah hukumnya darah yang keluar dari hari kebiasaannya?

Beliau menjawab: apabila kebiasaan seorang wanita selama enam atau tujuh hari, kemudian masa haid melebihi dari masa-masa kebiasaannya, misalnya menjadi delapan hari, atau tujuh hari, atau sepuluh atau sebelas hari. Maka wanita tersebut tetap tidak dibolehkan shalat atau puasa, sebeluam ia benar-benar telah suci. Sebab Rasulullah s.a.w tidak pernah memberikan batas waktu tertentu untuk masa haid. dan Allah s.w.t berfirman: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". (Q.S. al-Baqarah: 222).

Maka selama Darah tersebut masih ada, wanita itu tetap sebagaimana semula (dalam keadaan haid), sebelum ia benar-benar suci, lalu mandi kemudian shalat. kemudian apabila dibulan kedua masa haid lebih kurang dari sebelumnya. Maka ia diwajibkan mandi apabila telah melihat suci sekalipun tidak masa haid nyat tidak seperti masa haid sebelumnya.

Yang penting adalah: bahwa selama darah haid masih ada (keluar) bersama wanita, ia tidak dibolehkan shalat, baik masa haid tersebut sama dengan masa haid sebelumnya atau tidak sama, misalnya masa haid sekarang lebih lama atau lebih cepat dari yang sebelumnya. Dan apabila ia telah bersuci (mandi) maka ia dibolehkan mengerjakan shalat.
(Fatâwa al-Mar'ah, rangkuman Muhammad al-Musannad)


[1] . Kemungkinan darah yang keluar masih persis –baik warnah, bau dan tabi'atnya- dengan darah yang keluar pada masa kebiasaan haid.

Artikel Terkait:

your ad here

comments

0 Responses to "APA YANG HARUS DILAKUKAN WANITA, APABILA TERUS-MENERUS MENGELUARKAN DARAH MELEBIHI DARI MASA KEBISAAN HAIDNYA?"

Speak Your Mind

Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!

eNews & Updates

Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!

Daftar Isi

Loading...