0 THAWAF WADA' TIDAK DIWAJIBKAN TERHADAP WANITA YANG HAID APABILA IA TELAH MELAKUKAN THAWAF IFÂDHAH[1]

Imam Bukhar r.a berkata (hadits 328) :

Diriwayatkan dari Abdullah ibn Yûsuf, dari Mâlik, dari Abdullah ibn Abu Bakar ibn MuHammâd ibn 'Amr ibn Hazm, dari ayahnya dari 'Umrah binti Abdurrahman, dari Aisyah r.a –istri Rasulullah s.a.w-, bahwasanya beliau berkata kepada Rasulullah s.a.w: wahai Rasulullah sesungguhnya Shafiyyah ibnti Huyy telah datang haid. Maka Rasulullah s.a.w berkata: barangkali ia akan menahan kita, bukakah ia telah melakukan thawaf bersama kalian?. Mereka menjawab: "ya". Rasulullah s.a.w pun berkata: "hendaklah ia keluar".

(Hadits Shahih)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Muslim r.a (hal. 965)

* Imam Bukhari r.a berkata (hadits 329) :

Diriwayatkan dari Mu'lâ ibn Asad, ia berkata: diriwayatkan dari Wahîb, dari Abdullah ibn Thâus, dari ayahnya dari Ibnu Abbas r.a, beliau berkata: dibolehkan bagi wanita yang sedang haid untuk berangkat pergi, apabila ia telah haid[2]

Padahal sebelumnya Ibnu Umar r.a telah berpendapat: wanita yang sedang haid tidak boleh pergi, kemudian aku mendengar beliau berkata: wanita tersebut boleh berangkat pergi. Sebab sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah membolehkannya.

(Hadits Shahih)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Muslim r.a (hal. 963)

---

[1] . Masalah ini –insya Allah- akan kita bahas kembali secara panjang lebar pada bab-bab haji.

[2] . Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a –sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Bukhari (Shahih Bukhari dan Fathu al-Bârî 3/585): Rasulullah s.a.w memerintahkan kepada seluruh orang yang menunaikan ibadah haji agar menutup ibadah mereka dengan thawaf, akan tetapi Beliau tidak mewajibkannya terhadap wanita yang haid.

Artikel Terkait: