Monday, July 05, 2010

0 WANITA DIMAKRUHKAN BERKUMPUL UNTUK MENYATAKAN BELASUNGKAWA

Ibnu Mâjah r.a berkata (hadits 1612):

Diriwayatkan dari Muhammad ibn Yahya, ia berkata: diriwayatkan dari Sa'îd ibn Manshûr, dari Husyaim. Dan diriwayatkan pula dari Syujâ' ibn Mukhallad Abu al-Fadhl, ia bekata: diriwayatkan dari Husyaim, dari Ismail ibn Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hâzim dari Jarir ibn Abdulllah al-Bajlî r.a, ia berkata: kami melihat para wanita yang berkumpul dirumah keluarga orang yang meninggal, mereka membuat masakan sambil menangis dengan suara yang keras"

(Pada sanadnya terdapat kelemahan)[1]


MEMBUATKAN MAKANAN UNTUK KELUARGA ORANG YANG MENIGGAL DUNIA


Abu Daud r.a berkata (hadits 3133):

Diriwayatkan dari Musaddad, dari Sufyan, dari Ja'far ibn Khalid, dari ayahnya, dari Abdullah ibn Ja'far r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w berkata: "buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far, sebab sesungguhnya telah datang kepada mereka perkara yang membuat mereka sibuk".

(Dha'îf)[2]


Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Turmudzi r.a (hadits 998), beliau mengatakan: hadits ini hasan shahih, Ibnu Mâjah r.a (1610) al-Hâkim r.a (1/372), beliau berakta: hadits ini sanadnya shahih. Namun keduanya tidak memberikan tafsiran terhadap hadits ini. Dan Ja'far ibn Khalid ibn Sârah adalah termasuk salah satu senior syaikh (orang tua yang umurnya telah melebihi empat puluh tahun) suku Quraisy. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Syu'bah r.a: tulislah (terimalah) dari orang-orang terhormat, sebab mereka tidak akan berbohong. Az-Dzahabî r.a mengatakan: -hadits ini- shahih. Selain ulama hadits yang disebutkan diatas, hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Baihaqi r.a (4/61), Imam Syâf'î r.a, sebagaimana yang disebutkan dalam kitabnya al-Umm (1/247) dan ulama lainnya.


Imam Bukhari r.a berkata (hadits 5417):

Diriwayatkan dari Yahya ibn Bakîr, dari al-Laits, dari 'Uqail, dari Ibnu Syihab, dari 'Urwah, dari Aisyah r.a –istri Rasulullah s.a.w-, bahwasanya beliau apabila salah satu dari keluarganya meninggal dunia, lalu para wanita hendak berkumpul –dengan sebab kematian tersebut- kemudian mereka pulang kerumah masing-masing dan tertinggallah keluarga dan orang-orang yang terdekat dengan mayat tersebut. Aisyah r.a meminta sebuah periuk dari batu yang berisikan dengan talbînah[3], lalu beliau memasaknya. Kemudian dibikinkanlah roti yang diremuk dan dibuat dalam kuah, lalu at-talbînah tadi ditumpahkan kedalamnya. Setelah selesai Aisyah r.a berkata: silakan kalian (para perempuan) menyantapnya. Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah s.a.w berkata: "at-talbînah adalah memberikan kenyamanan (cocok) untuk hati orang yang sedang sakit, dan dapat mengurangi perasaan sedih".

(Shahih)[4]


Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Muslim r.a (haidits 2216)



PERKATAAN DAN PENDAPAT ULAMA TENTANG MEMBUAT MAKANAN UNTUK KELUARGA ORANG YANG MENINGGAL DUNIA


* Dalam kitabnya al-Umm (1/247), Imam Syâf'î r.a mengatakan:

Aku menyukai apabila tentangga orang yang ditimpa musibah kematian atau keluarganya, membuatkan makanan yang mengenyangkan untuk keluarga orang yang meninggal dunia pada siang dan malam kematian tersebut. sebab sesungguhnya hal itu adalah perbuatan sunnah dan akhlak mulia yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelum dan sesudah kita. Karena manakala berita kematian Ja'far r.a telah sampai kepada Rasulullah s.a.w, Beliau berkata: "buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far. Sebab sesungguhnya telah datang kepada mereka perkara yang membuat mereka sibuk".


* Imam as-Syairâzî r.a berkata, sebagaimana yang disebutkan dalam kitabnya al-Muhazzab (5/317):

Dan disunnahkan bagi sanak famili dan tetangga orang yang meninggal dunia, membuatkan makanan untuk keluarga yang ditimpa musibah kematian tersebut. hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan bahwa manakala sampai berita terbunuhnya Ja'far... lalu Imam Syairâzî ra menyebutkan hadits diatas.


* Imam Nawawi r.a mengatakan –dalam kitabnya al-Majmû' (5/317):

Ulama mazhab Syâf'î mengatakan: dan mereka (keluarga orang yang meninggal) didesak untuk makan, sekalipun mayat tersebut berada dikampung yang lain, tetap saja disunnahkan bagi tetangganya untuk membuatkan mereka makanan… kemudian beliau berkata: dan seandainya para keluarga wanita menangis dengan suara yang keras, maka tidak dibolehkan membuatkan makanan untuk mereka. Sebab hal itu sama saja hukumnya dengan mambantu orang melakukan kemaksiatan. Pengarang kitab as-Sâmil berkata: adapun membuatkan makanan dan mengumpulkan orang banyak untuk makanan tersebut. maka tidak ada satu dalilpun yang membenarkannya. Dengan demikian berarti hal tersebut adalah bid'ah yang tidak disunnahkan.


* Imam al-Kharqîr r.a berkata, -sebagimana yang disebutkan dalam kitab Mukhtasharnya (lihat Mukhtashar al-Kharqî dan kitab al-Mughni, 2/550):

Tidak mengapa membuatkan makanan untuk keluarga orang yang meninggal dunia, yang diperuntukan kepada mereka. Dan tidak dibenarkan membuat makanan untuk memberikannya kepada orang-orang yang berkumpul dirumah keluarga orang yang meninggal tersebut.


Ibnu Qudâmah r.a menjelaskan: kesimpulannya, bahwa disunnahkan membuatkan makanan untuk keluarga orang yang meninggal dunia, dengan mengirimkan makanan tersebut kepada mereka, sebagai tanda pertolongan dan menghibur kesedihan yang sedang menyelimuti hati mereka. Sebab barangkali musibah tersebut dan kedatangan orang-orang yang memberikan ucapan belasungkawa, telah membuat mereka sangat sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk membuat makanan.


[1] . Kelemahan yang dimaksudkan adalah, bahwa pada sanad riwayat tersebut terdapat Husyaim ibn Basyîr, dia adalah seorang mudallis yang menggunakan kalimat 'an. Dan sangat besar kemungkinan ada salah satu periwayat yang telah ia sembunyikan. Sebab hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad r.a (2/204) dari Nashr ibn Bâb, dari Ismail, dari Qais, dari Jarir ibn Abdullah. Sedangkan Nasr ibn Bâb yang terdapat pada sanad riwayat ini, telah didustakan oleh sebagian ulama hadits. Dan kemungkian besar dialah periwayat yang telah disembunyikan oleh Husyaim. Meskipun demikan, pada realitanya hadits ini telah dimasukan dalam kitab Musnad Abdullah ibn 'Amr, dari Imam Ahmad r.a. Namun hanya Allah s.w.t saja yang mengetahui, kenapa hadits ini sampai dimasukan dalam kitab tersebut.


* Adapun tentang belasungkawa yang disampaikan oleh wanita, maka hal tersebut dibolehkan, dan kami tidak menemukan dalil yang melarangnya. Dalam hal ini mereka sama dengan laki-laki. Akan tetapi jika hal tersebut dilakukan –oleh wanita- dengan cara berkumpul, maka inilah yang tidak ada dalilnya. Jadi kapan saja belasungkawa dapat dilakukan, maka dipersilahkan untuk menyatakannya, (penterjemah: tanpa harus berkumpul atau mengadakan acara khusus)


* Dalam kitabnya al-Umm (1/248), Imam Syafi'I r.a mengatakan: aku tidak menyukai (makruh) terhadap al-ma'tam, yakni: perkumpulan orang banyak, sekalipun tidak terdapat diantara mereka isak tangisan. Sebab hal tersebut akan memperbaharui kesedihan dan mengeluarkan biaya, ditambah lagi dengan alasan yang disebutkan pada atsar diatas.


* Imam Nawawi ra mengatakan –sebagaimana yang disebutkan dalam kitabnya al-Majmû' (5/306):

Berdasarkan nash dari Imam Syafi'I r.a, Imam as-Syairâzî r.a dan seluruh murid-murid Imam Syafi'I r.a, duduk duduk untuk menyatakan sikap bela sungkawa hukumnya makruh. Hal ini telah dinukilkan oleh Syaikh Abu Hâmid dalam kitabnya at-Ta'lîq dan yang lainya dari nash Imam Syafi'I r.a, mereka mengatakan: yang dimaksudkan dengan duduk-duduk untuk menyatakan sikap bela sungkawa, adalah: keluarga mayat yang berkumpul dalam sebuah rumah, lalu orang-orang yang akan mengucapkan bela sungkawa berdatangan menuju rumah tersebut.


mereka berpendapat: akan tetapi seyogianya orang-orang tetap dengan kesibukan dan keperluannya, dan apabila –dijalan atau dimanapun- bertemu dengan keluarga orang yang meninggal, maka merekapun mengucapkan belasungkawa. Duduk-duduk yang dimaruhkan tersebut sifatnya umum, yakni: baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan oleh al-Mahâmilî r.a berdasarkan nash yang beliau nukil dari Imam Syafi'I r.a. Dan nash ini terdapat dalam kitab al-Umm, karya Imam Syafi'I r.a.


Dan setelah menukil perkataan Imam Syafi'I r.a tersebut, Imam Nawawi r.a berkata: nash ini diikuti oleh para ulama dari mazhab Syafi'I. Alasan lain yang disebutkan oleh Imam as-Syairâzî r.a tentang hal ini (hukum makruh) adalah: kerena perbuatan tersebut termasuk bid'ah. Dan telah diriwayatkan –dengan shahih- dari Aisyah r.a, beliau berkata: "manaka sampai berita kepada Rasulullah s.a.w tentang terbunuhnya Ibnu Hâritsah, Ja'far dan Ibnu Rawwâhah r.a, beliau terduduk dan terlihat kesedihan diwajahnya, sementara saat itu aku hanya mengintip dari celah pintu. Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki dan berkata kepada Rasulullah s.a.w: sesungguhnya keluarga wanita Ja'far begini dan begitu (menyebutkan isak tangisan yang mereka luapkan). Maka Rasulullah s.a.w menyuruh orang tersebut untuk melarang mereka melakukan hal itu. (H.R. Bukhari dan Muslim)

[2] . Pada sanadnya terdapat Khalid ibn Sârah, dan dia termasuk orang yang tidak dikenal. Ada juga hadits serupa yang disebutkan oleh Ibnu Mâjah r.a dari riwayat Asmâ' binti 'Umais r.a (hadits 1611). Akan tetapi pada sanadnya terdapat Ummu Isa al-Jazzâr r.a, dan Ummu 'Aun r.a, dan mereka berdua termasuk periwayat yang tidak dikenal. Oleh sebab itu maka hadits tersebut tidak layak dijadikan sebagai penguat. Meskipun demikian, kandungan hadits ini telah diaflikasikan oleh banyak ulama. Dan makna hadits ini juga dibela oleh hadits berikutnya, yakni hadits Aisyah r.a.

[3] . Al-Hafiz Ibnu Hajar ra berkata, sebagaimana yang disebutkan dalam kitabnya Fathu al-Bârî (9/550): at-Talbînah adalah sejenis makanan yang dibuat dari tepung atau dedak, dan terkadang ditambahkan didalamnya madu. Makanan tersebut dinamakan demikian sebab warna dan kelembutannya mirip seperti susu. Dan –makanan itu- dapat dikonsumsi apabila masih lembut dan wangi. Maksudnya sebelum berubah menjadi keras dan berbau busuk.

[4] . Dan disebutkan pada riwayat Imam Bukhari r.a (5689), bahwa Aisyah r.a menganjurkan untuk membuatkan at-Talbînah untuk orang sakit dan orang yang sedang bersedih atas kematian.

Artikel Terkait:

your ad here

comments

0 Responses to "WANITA DIMAKRUHKAN BERKUMPUL UNTUK MENYATAKAN BELASUNGKAWA"

Speak Your Mind

Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!

eNews & Updates

Sign up to receive breaking news
as well as receive other site updates!

Daftar Isi

Loading...