Firman Allah s.w.t: "Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu" (Q.S. al-Baqarah: 222)
Pendapat ini lah yang telah dikatakan oleh sejumlah para ulama.
* Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah r.a pernah ditanya tentang wanita yang telah menghabiskan masa nifasnya, namun ia belum mandi, apakah suaminya dibolehkan menjima'?
Beliau menjawab (Majmû' al-Fatâwâ 21/635): Wanita yang telah habis masa haid atau nifasnya tidak boleh dijima' sebelum ia bersuci (mandi). Dan apabila wanita tersebut tidak mendapatkan air, atau ia takut menggunakan air –misalnya- disebabkan sakit, atau cuaca yang sangat dingin, maka ia boleh menggantikannya dengan bertamyammum, setelah itu baru dibolehkan bagi suaminya menjima'. Ini adalah pendapat Jumhur para Imam, seperti; Imam Mâlik r.a, Imam Syafi'I r.a, dan Imam Ahmad r.a. Pendapat ini bedasarkan firman Allah s.w.t: "dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci" (Q.S. al-Baqarah: 222) maksudnya: kecuali setelah darah tersebut tidak keluar lagi, kemudian firman Allah s.w.t: "Dan apabila mereka telah suci" (Q.S. al-Baqarah: 222) maksudnya: apabila mereka telah mandi. Hal ini sebagaimana firman Allah s.w.t: "dan apabila kamu dalam keadaan junub maka bersucilah" (Q.S. al-Mâ'idah: 6)
Dan juga telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat perkataan mereka yang seirama dengan pendapat diatas, seperti yang diriwayatkan dari 'Umar ibn Khattab r.a, Utsman ibn 'Affan r.a, Ali ibn Abu Thalib r.a, Ibnu Mas'ud r.a, Abu Musa r.a dan sahabat yang lainnya. mereka mengatakan bahwa suami yang telah mencerai kan istrinya lebih berhak terhadap mantan istri tersebut, sebelum mereka mandi dari masa haid yang ketiga.
Adapun Imam Abu Hanifah r.a, maka beliau berpendapat, bahwa apabila darah haid tidak keluar lagi, setelah lebih dari sepuluh hari, dan waktu shalat telah lewat, atau ia mandi. Maka wanita tersebut boleh dijima'. Dan jika belum –lewat masa yang disebutkan diatas- maka ia tidak boleh dijima'. Wallahu a'lam.
Aku menyimpulkan: dengan demikian, jelas bahwa pendapat yang dikatakan oleh Imam Abu Hanifah r.a, tidak sekuat pendapat Jumhur ulama, dengan alasan yang telah kita uraikan bersama ketika membahas tentang wanita yang haid. wallahu a'lam.
comments
0 Responses to "WANITA YANG MASIH DALAM MASA NIFAS, HUKUMNYA SAMA DENGAN WANITA YANG HAID, IA TIDAK BOLEH DIJIMA' SEKALIPUN DARAH NIFASNYA TIDAK KELUAR LAGI, SEBELUM IA SELESAI MANDI"Speak Your Mind
Tell us what you're thinking...
and oh, if you want a pic to show with your comment, go get a gravatar!